Bab 1302
Bab 1302
Bab 1302 Latar belakang Gorban.
Ekspresi Reva tampak dingin, “Maksudmu, sepuluh keluarga terpandang itu juga terlibat dalam
bisnis ini?”
“Masa sepuluh keluarga terpandang itu bisa kekurangan uang sehingga ikut melakukan bisnis
ini?
Pria bertahi lalat itu menggelengkan kepalanya, “Bro, sepuluh keluar terpandang itu pasti tidak akan kekurangan uang yang tidak seberapa ini.”
“Bukan itu yang Gorban berikan kepada sepuluh keluarga terpandang.”
“Mereka memasok wanita–wanita cantik secara khusus untuk kesepuluh keluarga terpandang!”
Reva: “Apa maksudmu?”
Pria bertahi lalat itu berkata dengan suara kecil: “Katanya ada banyak gadis cantik di ruang konferensi ibukota provinsi itu.”
“Dari mana datangnya gadis–gadis ini?”
“Kebanyakan dari mereka diculik oleh Gorban dari berbagai tempat.”
Reva mengepalkan tangannya dengan erat. Dia tidak pernah menyangka bahwa sepuluh keluarga terpandang di provinsi Yama akan terlibat dalam bisnis seperti itu.
Dia menatap pria bertahi lalat itu lalu berkata dengan dingin, “Apa benar semua yang kau katakan
ini?”
Pria bertahi lalat: “Tidak perlu diragukan lagi!”
“Bro, kalau ada satu ucapanku saja yang tidak jujur kepadamu maka aku akan mati disambar petir!”
Reva menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Dia tahu bahwa pria bertahi lalat itu tidak berbohong.
Di dalam hatinya, kesan tentang kesepuluh keluarga terpandang yang ada di provinsi Yama menjadi semakin jelek saja.
“Sekarang si Gorban dan gengnya itu ada di mana?
Reva bertanya dengan suara yang berat.
Pria bertahi lalat: “Dia ada di peternakan pembibitan yang juga merupakan sarang mereka. Jaraknya hanya tiga pululi mil di bagian utara dari kota kecil ini.”
Reva mencatat lokasinya. Lalu dia bangkit berdiri dan membunuh semua orang lainnya tanpa menyisakan satu pun yang hidup.
Pria bertahi lalat itu tampak gemetaran. Akhirnya dia mengerti bahwa Reva tidak berbohong.
Kalau dia tidak memberikan informasi tentang Gorban maka dia juga pasti akan mati!
Setelah menangani orang–orang ini lalu Reva langsung berjalan masuk ke ruangan yang ada di
dalam.
Di ruangan ini, Reva melihat ada selusin lebih anak–anak di dalamnya.
Mereka semua dikurung di ruangan yang sangat bau dan masing–masing dari mereka tampak tak berdaya dengan ekspresi yang sangat ketakutan.
Meski Reva menyuruh mereka semua keluar pun mereka juga pasti tidak akan berani keluar seolah– olah mereka merasa takut dengan dunia luar.
Reva merasa lebih tertekan lagi.
Anak–anak ini adalah kesayangan orang tua mereka..
Tetapi sekarang mereka semua disiksa seperti ini.
Dia sama sekali tidak merasa menyesal setelah membunuh orang–orang itu!
Sekarang, dia hanya ingin membunuh semua orang–orang ini!
Lalu dia menelepon dan meminta Tiger untuk menyuruh seseorang datang agar bisa membawa anak– anak ini pergi dulu.
Dia khawatir kalau anak–anak ini berada dalam bahaya sehingga dia berencana untuk mengantarkan anak–anak ini ke kota Carson dulu!
Setelah masalah di sini selesai ditangani lalu Reva membawa si pria bertahi lalat itu pergi bersamanya. Mereka langsung berangkat ke tempat peternakan itu dari sini.
Pria bertahi lalat itu telah melihat bagaimana Reva berhasil membunuh begitu banyak orang. Dan saat melihat Reva dapat memanggil begitu banyak anak buahnya hanya dengan satu panggilan telepon saja, dia menjadi benar–benar yakin dan kagum kepadanya.
Kemudian dengan patuh dia menunjukkan jalan kepada Reva lalu segera setelah itu Reva sampai di daerah peternakan yang ada di pinggiran kota.
Saat mereka tiba di daerah peternakan itu lalu Rey berkata dengan suara yang dalam. “Apa ada satpam yang berjaga di dalam sana?”
Pria bertahi lalat itu menganggukkan kepalanya: “Keamanan di sini sangat ketat. Ada beberapa
anjing galak di dalamnya.”
“Sama sekali tidak mungkin bisa untuk masuk ke sana secara langsung.”
“Tetapi, aku… aku… aku bisa mengantarmu ke sana..
Reva berkata dengan suara yang dalam: “Kalau begitu kau yang pimpin jalannya!”
Pria bertahi lalat itu langsung meringis, “Tetapi, bro, kau… kau bilang kau akan melindungiku.”
Reva: “Aku, si Reva ini tidak pernah mengingkari janji yang sudah aku katakan!”
Pria bertahi lalat itu menghela nafas dengan lega.
Dengan kakinya yang patah, dia berjalan menuju ke peternakan itu selangkah demi selangkah dengan sambil dituntun oleh Reva. Belonging © NôvelDram/a.Org.
Begitu masuk, langsung ada anjing yang menggonggong kepadanya.
Dua anjing galak langsung menghampiri dan beberapa pria lainnya juga ikut menyapa mereka.
Pria bertahi lalat itu langsung berkata, “Ini aku, ini aku!”
Saat mereka sudah bisa melihat wajahnya dengan jelas lalu orang–orang ini langsung membentak anjing galak itu untuk mundur.
Salah satu pria itu langsung memaki, “Sial, kenapa kau tidak menginformasikan aku dulu? Kau membuat kami khawatir, kami pikir ada polisi yang datang ke sini?”
“Untuk apa kau datang ke sini sekarang?”
Pria bertahi lalat itu meringis dan berkata, “Aduhh, ada sesuatu yang terjadi di sisiku, jadi aku tidak sempat menelepon lagi.”
“Ngomong–ngomong, apa kak Gorban ada di sini:”
“Ada sesuatu yang penting yang perlu aku beritahukan kepadanya…”