Chapter 111
Chapter 111
Bab 111
Tracy merenung, begini juga baik. Begitu Daniel mengetahui, banyak karyawan perusahaan yang mengetahui ia punya pacar. Hal ini pasti membuat Daniel dongkol dan menjaga jarak dengannya.
Memikirkan ini, Tracy tersenyum sambil menganggukkan kepala, “Oke, aku traktir kalian makan.” This content belongs to Nô/velDra/ma.Org .
“Jangan makan, deh. Kita ke bar minum.” Yuni menambahkan, “Kami para wanita harus diet. Malam hari tidak makan. Minum bir untuk merayakannya saja!”
“Benar, benar. Kali ini Manajer Axel tidak ada. Kami tidak akan sembarangan memesan lagi.” sahut seorang rekan kerja pria.
“Benar, waktu itu Manajer Axel memesan banyak alkohol impor, tagihannya jadi sangat mahal. Kami tidak akan seperti itu.”
Mendengar ucapan itu, tatapan Yuni menjadi dingin, tetapi dengan cepat kembali normal. “Aku ada voucher, bisa dapat potongan banyak.” Jawab Yuni tersenyum.
“Boleh juga. Kalau begitu ke bar saja.” Tracy menyetujui.
Sekelompok orang keluar dari lift. Para rekan kerja masih mengerumuni Tracy dan tidak berhenti berbicara. Semuanya adalah ucapan selamat.
Tracy tertawa canggung. Selain ‘terima kasih’, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia menoleh melihat Yuni. Hanya Yuni yang tidak menyanjung atau membuat-buat.
Saat itu, Tracy merasa Yuni yang terbaik di antara semua rekan kerja.
“Eh, itu Presdir Daniel, kan!” Seorang rekan kerja bergegas menyadarkan, “Cepat, cepat, jangan bicara lagi. Berdiri di sini.”
Para rekan kerja segera diam. Semuanya berdiri di pinggir dengan rapi.
Saat Daniel lewat di hadapan mereka, semua orang menundukkan kepala menyapa, “Presdir Daniel!”
Daniel melirik Tracy sekilas, lalu pergi.
Tracy melihat punggungnya, ia merasa ini benar-benar mirip, sangat mirip.
Tetapi….
“Kring kring”
Ponselnya tiba-tiba berdering. Telepon dari ‘Gigolo pelunas hutang’ Tracy bergegas menerima telepon, “Halo!”
“Sudah keluar belum?”
Mendengar suaranya, Tracy mendongakkan kepala melihat ke depan. Daniel sama sekali tidak sedang bertelepon. Sebaliknya ia berjalan ke depan tanpa melihat ke samping, kemudian membisikkan sesuatu kepada Ryan di sampingnya.
Bukan Daniel. Berarti ia yang terlalu banyak berpikir?
Tracy ingin memastikan lebih dalam lagi, ia mempercepat langkahnya keluar…
Di depan pintu terparkir mobil Roll Royce Phantom Daniel. Para pengawal membuka pintu, mengawal Daniel naik mobil.
Tracy sedang bengong. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari arah sampingnya.
Matanya mengikuti arah suara itu. Ia melihat mobil Aston Martin yang sering dikendarai Gigolo pelunas hutang’ sedang terparkir di samping hamparan bunga yang tak jauh dari sini.
Ia bersiap jalan ke sana. Roll Royce Phantom melaju pergi, sedangkan Aston Martin melaju kemari dengan cepat seperti embusan angin. Mobil itu berhenti dengan
anggun di hadapannya,
Jendela mobil diturunkan. “Gigolo pelunas hutang’ yang memakai topeng hitam mengeluarkan kepala. “Hai!” sapanya dengan tersenyum.
Tracy tercengang. Rasanya ada yang aneh, tetapi tidak tahu apa. Dandanan ini, postur fisik dan mata… semuanya sama!
Tidak, matanya!
Mata ‘Gigolo pelunas hutang’ walaupun tidak sedingin Daniel. Tetapi matanya selalu serius. Matanya tidak akan bercahaya seperti ini, apalagi ia tersenyum sembari memiringkan kepala.
“Kenapa bengong?”
Tracy sedang merenung, tiba-tiba terdengar suara hangat di sisi telinganya.
Gigolo pelunas hutang’ turun dari mobil dengan seikat mawar champagne. Satu tangannya menariknya dalam pelukan. Bibir tipis seksinya mendekat, “Sayangku, aku rindu sekali denganmu!”
“Apa yang kamu lakukan?” Tracy buru-buru menghindar, mengomelinya sambil menggertakkan gigi. “Kau cari mati, ya!”
“Bukankah kamu bilang berpura-pura jadi pacar? Ini akting, agar terlihat sedikit lebih nyata, kan?”
Gigolo pelunas hutang’ menyeringai.
“Tetapi….” Tracy baru saja ingin bicara, para rekan kerja lainnya sudah mengerumuni mereka.
“Wah, pacar Tracy benar-benar kaya, tinggi dan tampan!”
“Bawa mobil sebagus ini, wajahnya tampan. Benar-benar membuat orang iri!”
“Eh, kenapa kamu mengenakan topeng?”
“Pacarku menyukainya. Semuanya adalah rekan kerja pacarku, kan? Mohon bantuan kalian, ya!”
‘Gigolo pelunas hutang’ menyapa para rekan kerja dengan ramah. Mereka tak berhenti memujinya.